Harga bitcoin kini telah beberapa kali melonjak hingga memecahkan rekor. Bitcoin sempat mencapai level tertingginya di level US$20 ribu per keping pada tahun 2017 lalu. Tapi, harga bitcoinnya anjlok ke level US$3.000 per keping pada tahun 2019 lalu. Hal ini karena China bertindak keras kepada bisnis mata uang crypto.
Kemudian, harga berbalik menguat ke level US$8.000 pada tahun 2019. Tidak sampai disitu, harga bitcoinnya juga semakin melambung sampai menyentuh US$20 ribu per keping pada Desember tahun 2020 lalu.
Hal-hal yang harus disiapkan, sickforprofit.com akan mengasih tahu apa saja, yaitu :
Cari Platform Perdagangan Uang Kripto
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer, masyarakat harus mencari platform yang memperdagangkan mata uang crypto secara legal dan sudah terdaftar di Bappebti, Bitocto kata Milken, yaitu salah satu platform yang sudah legal dan terdaftar di Bappebti. Bisa langsung ke platform. Pada dasarnya crypto sudah melakukan semua fungsi bursanya, kliring. CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan kepada masyarakat harus mencari sebuah platform yang memperdagangkan aset cryper untuk mulai berinvestasi. Jika memilih Indodax, masyarakat juga dapat mengunduh aplikasi di App Store atau Playstore.
Uang Dingin
Masyarakat sebaiknya menggunakan uang dingin untuk berinvestasi ke aset crypto. Uang dingin adalah dana yang tidak akan dipakai dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut agar arus kas keuangan tidak terganggu. Dengan itu, dana yang diinvestasikan tidak harus ditarik atau diambil dalam jangka pendek.
Pilih Aset Blue Chip
Mulai investasi aset crypto dengan fokus ke bitcoin dan ethereum pada tahap awal sebagai pemulanya, blue chip atau non blue chip bisa dapat dilihat dari nilai perdagangan, nilai kapitalisasi pasar, likuiditas, dan seberapa banyak platform yang memperdagangkan uang kripto tersebut.
Mengikuti Perkembangan
Kita juga harus rajin membaca terkait investasi crypto. Hal ini merupakan agar kita dapat paham mengenai berbagai istilah di aset crypto, tren pergerakan uang crypto, dan fundamentalnya. Selain itu juga kita yang berinvestasi di instrumen apa pun, termasuk uang crypto kita harus tahu juga perkembangan di dalam negeri dan global. Pasalnya, hal tersebut akan mempengaruhi pergerakan uang crypto.
Membeli Ketika Harga Jatuh
Ketika harga aset kripto sedang turun, kita dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli di harga murah, hal itu juga akan memberikan sebuah keuntungan besar kepada investor ketika harganya sudah naik lagi.
Investasi itu pada dasarnya membeli sesuatu di harga murah dan akan menjualnya di saat mahal. Jadi, momen aset melemah itu bisa menjadi waktu untuk membeli sesuatu, disimpan, dan dijual lagi di saat harga naik. Mencontoh dari bitcoin yang sempat menembus level tertingginya di angka kurang lebih US$62 ribu per kepingnya. Dengan demikian, kita yang sebelumnya sudah membeli bitcoin di level US$41 ribu-US$50 ribu per kepingnya, dan lalu menjualnya di harga US$61 ribu per kepingnya, maka dengan itu akan mendapatkan keuntungan sekitar 20 persen sampai 50 persen.
Bahwa penurunan dan kenaikan sebuah harga crypto merupakan hal yang begitu sangat wajar. Ketika melemah, investor pun bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan sebuah aset dengan harga yang lebih murah.
Namun, iya menyatakan bahwa bitcoin sebagai salah satu uang crypto yang terus berada dalam tren kenaikan. Hal ini lantaran pasokan bitcoin terbatas di pasar.
Kita sebaiknya jangan menjual ketika harga crypto berada di titik support atau level sedang rendah dan juga jangan membeli ketika harga sedang berada di area level tinggi.