Ini Dia, Contoh Laporan Keuangan UMKM

Laporan keuangan biasanya identik dengan perusahaan besar atau memiliki cabang di mana-mana. Padahal, sebenarnya bisnis rintisan atau skala kecil seperti UMKM juga perlu memiliki laporan keuangan. 

Laporan keuangan UMKM ini nantinya bisa dipakai untuk mengukur kinerja finansial serta menarik investor sebagai bagian sumber modal usaha. 

Namun sayangnya, banyak pelaku usaha yang mengesampingkan laporan keuangan karena dianggap rumit, menyita tenaga, serta tidak memiliki keahlian akuntansi. 

Nah, bagi kamu yang termasuk pelaku UMKM dan masih bingung atau awam mengenai cara membuat laporan akuntansi. Yuk, kita simak pembahasan dan contoh laporan keuangan sederhana untuk UMKM di bawah ini!

Langkah Cara Membuat Laporan Keuangan UMKM

Perusahaan berskala dan berjenis apa pun yang dibangun secara bertahap perlu membuat laporan keuangan. Di dalamnya terdapat catatan keuangan dan pembukuan yang bisa menjadi gambaran kondisi kesehatan finansial bisnis. 

Nah, laporan keuangan UMKM juga menjadi bahan pertimbangan ketika akan mengambil keputusan penting terkait kegiatan operasional. Jika laporan keuangan UMKM selalu dibuat secara rinci, rapi, dan terstruktur, pihak kreditur atau investor tidak akan ragu memberikan dana untuk modal usaha. 

Sebaliknya, jika laporan keuangan UMKM tidak rapi, jarang dibuat, atau bahkan terkesan menyepelekan pembuatan laporan keuangan. Maka, UMKM akan sulit meraih pendanaan atau kepercayaan dari mitra bisnisnya. 

Berikut adalah tahap untuk membuat laporan keuangan UMKM:

1. Mencatat Arus Pengeluaran 

Ketika pertama kali merintis atau membangun bisnis, tentu banyak pengeluaran yang dilakukan. Misalnya, membeli peralatan komputer, meja kerja, instalasi software, dan lainnya. 

Catatlah pengeluaran secara terperinci dan rapi agar bisa lebih mudah dibaca dan dipahami. Ini juga membantu dalam penyusunan laporan keuangan UMKM. Nantinya, kamu juga lebih mudah saat melacak biaya pengeluaran atau perhitungan modal usaha. 

2. Mencatat Arus Pemasukan 

Bukan hanya mencatat arus pengeluaran, catat juga pemasukan yang diterima bisnismu. Misalnya, hasil penjualan produk/barang/jasa, pembayaran piutang pelanggan yang lunas, hibah, dan lainnya. 

Sebaiknya, uang pemasukan ini dicatat setiap hari agar lebih detail dan rapi. Serta, kamu lebih mudah menyalin atau mencatat di buku laporan bulanan. 

3. Mencatat di Buku Kas Utama 

Sebenarnya, buku kas utama adalah buku induk atau buku yang menyimpan data arus uang masuk dan keluar. Kenapa harus dicatat dalam buku kas utama? Tujuannya adalah memudahkan pembuatan laporan keuangan serta mengetahui berapa nominal profit atau kerugian yang didapatkan perusahaan secara terperinci. 

Biasanya, buku kas utama akan dijadikan acuan dalam pembuatan rancangan strategi bisnis di periode selanjutnya. 

Contoh Laporan Keuangan UMKM

Bila persiapan data sudah lengkap, laporan keuangan bisa segera dibuat. Berikut ini beberapa contoh laporan keuangan sederhana yang bisa menjadi inspirasi pelaku usaha: 

Contoh Laporan Keuangan Neraca

Langkah awal dalam pembuatan laporan keuangan atau pembukuan adalah laporan neraca. Di dalamnya, terdapat catatan harta atau aset yang dikelola perusahaan. 

Selain itu, terdapat jumlah kewajiban atau utang yang harus dibayar perusahaan. Ciri khas laporan neraca memiliki nominal aset yang bernilai sama dengan jumlah antara modal dan utang. 

Contoh Laporan Keuangan Laba Rugi

Selanjutnya, dari laporan neraca, kita beralih ke laporan keuangan laba rugi. Pada laporan ini, mencantumkan keuntungan atau profit perusahaan serta kerugian atau loss yang dialami atau ditanggung pemilik UMKM.

Laporan laba rugi perlu dibuat secara rutin tiap akhir periode. Bagi pelaku UMKM, dapat membuat laporan laba rugi yang simpel seperti contoh di atas agar mudah dibuat dan mudah dipahami.