Ada banyak jenis narkoba. Kokain adalah narkoba kelompok stimulan dengan efek kuat. Obat tersebut di sejumlah negara diaplikasikan dalam dunia medis untuk obat bius lokal. Hanya saja kokain pun sering disalahgunakan para pengguna hingga kecanduan. Jika sudah begitu, untuk bisa sembuh cuma satu caranya yaitu menjalani rehabilitasi narkoba.
Mengenal Kokain
Zat ini dihasilkan dari daun tumbuhan Erythroxylum coca yang kemudian dimurnikan. Pemerintah mengelompokkan kokain sebagai NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) golongan I dan cuma difungsikan menunjang penelitian ilmu pengetahuan. Kokain dilarang dikonsumsi untuk terapi sebab berisiko mengakibatkan kecanduan. Kokain yang biasa dikonsumsi para pecandu ada dua bentuk, terdiri dari :
- Free base : adalah kokain murni bebas bahan pelengkap dengan wujud kristal. Kokain kelompok ini umumnya dikonsumsi dengan dipanaskan, lalu asap yang keluar dihisap.
- Kokain hidroklorid : berujud serbuk kristal putih dengan rasa agak pahit, serta lebih gampang larut apabila dibanding jenis free base. Konsumsinya dengan dihirup lewat hidung, diinjeksikan di pembuluh darah, dimasukkan ke mulut, atau ditempelkan di gusi.
Efek Menggunakan Kokain
Kokain bisa menghasilkan perasaan bahagia, penuh tenaga, bicara terus, selera makan hilang, meningkatkan percaya diri, mood gampang berubah, sekaligus mengatasi rasa sakit dan capek. Itulah yang mengakibatkan pengguna demikian sulit untuk menghentikan kebiasaannya itu. Efek kokain cuma bertahan kira-kira setengah jam sampai tiga jam. Apabila kerap dikonsumsi maka bisa mengakibatkan pengguna mulai menderita paranoia, halusinasi, cemas, gampang emosi, cenderung suka kekerasan, berkurangnya berat badan, gelisah, capek, dan bertindak aneh berulang kali. Dampak negatif dari kokain untuk kesehatan tubuh dan kejiwaan, diantaranya :
- Otak : terganggunya senyawa kimia otak, termasuk dopamin. Gejala tersebut yang mengakibatkan efek euforia saat dikonsumsi. Namun dampak buruk lain kokain ke otak ada banyak misalnya stroke, kejang, dan tremor. Ketika dosis tinggi dikonsumsi maka dapat mengakibatkan koma.
- -Masalah kejiwaan : kokain bisa mengakibatkan kecanduan atau adiksi. Saat telah mengalami efek tersebut, akibatnya badan akan meminta terus asupan kokain. Kala kokain tak lagi dikonsumsi, tentu bisa mengalami efek putus obat. Gejala tersebut bisa mengakibatkan masalah kejiwaan misalnya frustrasi, perubahan mood, perilaku senang kekerasan, psikosis, tak dapat tidur, masalah seksual, serta gelisah.
- Gangguan Jantung : kokain mempercepat detak jantung serta tensi darah, pembuluh darah menyempit yang akibatnya membatasi sirkulasi darah menuju otot jantung. Kokain pun terbukti bisa mengakibatkan radang otot jantung. Kokain kerap memicu serangan jantung serta ketidakseimbangan ritme jantung yang bisa berujung kematian.
- Sistem Pernapasan : menghisap kokain menggunakan hidung bisa mengakibatkan dinding tengah dan rongga sinus rusak, selalu berair, anosmia, juga mimisan. Pun bisa mengakibatkan suara serak. Sementara kokain yang dirokok bisa mengakibatkan paru-paru terjadi peradangan, mudah infeksi, dan bisa rusak selamanya.
- Ginjal : kokain bisa memicu kegagalan kerja ginjal mendadak. Pengidap tekanan darah tinggi yang juga pecandu kokain pun menghadapi kerusakan ginjal jangka panjang, sebab zat ini mengakibatkan tekanan darah makin tinggi.
- Pengaruh ke janin : wanita hamil yang mengkonsumsi kokain bisa mengakibatkan janin yang dikandungnya tak bisa tumbuh kembang secara normal misalnya lahir cacat, gangguan perkembangan otak maupun sistem saraf pusat, meninggal di dalam, prematur, plasenta terlepas dari dinding rahim mendadak sebelum persalinan.
Sesuai Pasal 54 UU No. 35 Tahun 2009 mengenai narkotika, “pengguna narkoba dan korban penyalahgunaan narkoba, diharuskan mengikuti rehabilitasi medis serta rehabilitasi sosial”. Para pecandu bisa segera menemui dokter atau mendatangi rumah sakit khusus atau panti rehabilitasi perawatan ketergantungan obat baik milik pemerintah maupun swasta.